Nabi Nuh AS


Nabi Nuh Alaihissalam
 
N
abi Nuh AS adalah Nabi keturunan kesepuluh dari Nabi Adam AS, beliau berada di wilayah Armenia, di tengah kaumnya yang selalu bertindak sewenang-wenang, sombong dan dzalim. Nabi Nuh AS menerima wahyu kenabian dalam masa kekosongan antara dua rasul. Dalam masa itu manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama Allah. Mereka kembali musyrik, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan 

Nabi Nuh diutus Allah ke tengah-tengah masyarakat yang menyembah berhala dari patung-patung yang mereka buat sendiri . Mereka juga merupakan para penyembah berhala, selalu memuja, berdoa kepadanya dan mengagungkannya, sedikitnya ada lima berhala yang diberi nama sesuai selera mereka masing-masing dan selalu mereka sembah, yaitu berhala Wadda’, Suwa, Yaguts, Ya’uq dan Nashr.
Nabi Nuh AS adalah orang cerdas dan sabar. Ia mengajak kaumnya untuk berfikir melihat alam semesta ciptaan Allah, langit dengan bulan, bintang dengan matahari, bumi dengan kekayaan yang ada diatas dan dibawahnya, berupa tumbuhan hewan dan air yang mengalir, pergantian siang dan malam semua itu menjadi bukti  tanda kekuasaan dan ke-esaan Allah SWT. Nabi Nuh AS memberikan kabar akan adanya ganjaran berupa surga dan kenikmatannya bagi mereka yang beramal shaleh, dan balasan siksa neraka bagi mereka yang membangkang atas perintah Allah.

  
Ilustrasi pembuatan Bahtera Nuh - lukisan oleh French master tahun1675

Nabi Nuh AS berdakwah kepada umatnya selama 500 tahun dan diangkat menjadi rasul pada usia 450 tahun, berdakwah dengan giat siang dan malam baik secara terang-terangan mapun sembunyi-sembunyi  mengajak mereka agar beribadah kepada Allah dan meninggalkan berhala-berhala itu, karena berhala-berhala tersebut hanyalah benda mati yang tidak mampu berbuat apa-apa. Tetapi mereka menolak ajakan beliau dan bahkan mencemooh, mengejek serta menantang datangnya siksaan Allah SWT.
Meski demikian pengikut nabi Nuh yang beriman hanya sedikit yaitu kurang dari seratus orang. Karena semakin hari mereka justru semakin jauh dari kebenaran serta bertambah sesat dan jahat. Maka Nabi Nuh AS berdoa kepada Allah SWT agar segera menurunkan siksa. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar do’a hamba-Nya, lalu Allah memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat sebuah perahu besar (bahtera)
Ketika kaumnya melihat Nabi Nuh AS membuat bahtera, mereka  justru menertawakannya dan menganggap Nabi Nuh AS telah berbuat yang sia-sia. Namun Nabi Nuh AS tetap bersabar dan memberitahukan mereka bahwa siksa Allah SWT akan segera tiba, tetapi mereka tidak mempercayainya.
 Pada suatu hari turunlah hujan dan tak berhenti selama berhari-hari, hingga terjadilah banjir besar. Kaum Nabi Nuh AS berlarian mencari tempat yang lebih tinggi, tapi air mengejar dan menenggelamkan mereka dengan cepat.
Sedangkan para pengikut Nabi Nuh AS menaiki bahtera disertai beberapa pasang hewan sesuai perintah Allah SWT, mereka semua selamat dari dahsyatnya banjir tersebut. Kini orang-orang durhaka itu telah binasa, termasuk istri dan salah satu putranya yang menolak ajakan beliau untuk beriman kepada Allah SWT.
Berdasarkan suatu riwayat, kapal yang membawa Nabi Nuh dan para pengikutnya itu berlayar selama 40 hari. Ketika banjir tersebut surut, kapal Nabi Nuh AS pun berlabuh di bukit Judy. Kemudian Nabi Nuh AS dan para pengikutnya mulai membangun kehidupan baru, yang jauh dari kesesatan dan perbuatan syirik. Nabi Nuh AS wafat pada usia 950 tahun setelah beliau menjalankan tugas mulia sebagai nabi dan rasul Allah SWT.  

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites